Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib: Pahala Besar dan Manfaat Spiritual

Ilustrasi seseorang sedang melaksanakan shalat sunnah rawatib di masjid

Keutamaan shalat sunnah rawatib adalah sebagai penyempurna shalat wajib, peningkat derajat spiritual, dan penghapus dosa-dosa kecil bagi muslim yang konsisten mengamalkannya. Ibadah sunnah ini memiliki nilai khusus dalam Islam karena langsung mengiringi shalat fardhu, sehingga menjadi bukti kecintaan hamba kepada Rabb-nya.

Pengertian Shalat Sunnah Rawatib dan Kedudukannya dalam Islam

Sebelum mendalami keutamaan shalat sunnah rawatib, penting untuk memahami hakikat ibadah ini. Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang mengiringi shalat wajib lima waktu, baik sebelum maupun sesudahnya. Berbeda dengan shalat sunnah lainnya yang berdiri sendiri, rawatib memiliki ikatan khusus dengan shalat fardhu.

Kedudukan Shalat Rawatib dalam Hierarki Ibadah Sunnah

Dalam klasifikasi sunnah shalat, rawatib menempati posisi istimewa karena langsung terkait dengan shalat wajib. Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang senantiasa mengerjakan shalat sunnah dua belas rakaat dalam sehari semalam, maka akan dibangunkan untuknya sebuah rumah di surga.” (HR. Muslim). Hadis ini menunjukkan betapa tinggi kedudukan shalat rawatib dalam Islam.

Perbedaan Rawatib dengan Shalat Sunnah Lainnya

Berbeda dengan shalat sunnah mutlak yang bisa dikapan saja, shalat sunnah rawatib memiliki waktu khusus yang terikat dengan shalat fardhu. Keterikatan inilah yang membuat keutamaan shalat sunnah rawatib begitu istimewa di sisi Allah SWT.

Keutamaan Spiritual Shalat Sunnah Rawatib dalam Mendekatkan Diri kepada Allah

Mengapa keutamaan shalat sunnah rawatib begitu ditekankan dalam Islam? Ibadah ini bukan sekadar pelengkap, tetapi memiliki dampak spiritual yang mendalam bagi kehidupan beragama seorang muslim.

Penyempurna Kekurangan dalam Shalat Wajib

Keutamaan shalat sunnah rawatib yang pertama adalah sebagai penyempurna kekurangan yang mungkin terjadi dalam shalat fardhu. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya amal manusia yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya baik, maka baiklah seluruh amalnya. Jika shalatnya rusak, maka rusaklah seluruh amalnya. Kekurangan dalam shalat wajib akan disempurnakan dengan shalat sunnah.” (HR. Tirmidzi).

Penghapus Dosa-Dosa Kecil

Setiap manusia tidak luput dari kesalahan dan dosa kecil dalam kesehariannya. Keutamaan shalat sunnah rawatib berikutnya adalah sebagai penghapus dosa-dosa tersebut. Dengan konsisten mengamalkan rawatib, seorang muslim dapat membersihkan dirinya dari noda-noda kecil yang mungkin mengurangi kualitas ibadahnya.

Peningkat Derajat di Sisi Allah

Allah SWT menjanjikan peningkatan derajat bagi hamba-Nya yang gemar melakukan amalan sunnah. Keutamaan shalat sunnah rawatib dalam hal ini sangat jelas: semakin banyak ibadah sunnah yang dikerjakan, semakin dekat pula kedudukan hamba dengan Rabb-nya. Ini merupakan manifestasi dari hadis qudsi: “Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya.” (HR. Bukhari).

Jenis-jenis Shalat Sunnah Rawatib Muakkad dan Ghairu Muakkad

Memahami klasifikasi keutamaan shalat sunnah rawatib perlu diawali dengan pengenalan terhadap jenis-jenisnya. Ulama membagi rawatib menjadi dua kategori utama berdasarkan tingkat kesunnahannya.

Shalat Sunnah Rawatib Muakkad

Shalat sunnah rawatib muakkad adalah rawatib yang sangat dianjurkan karena Rasulullah SAW hampir tidak pernah meninggalkannya. Jenis ini memiliki keutamaan shalat sunnah rawatib yang lebih kuat karena konsistensi Nabi dalam mengamalkannya. Rawatib muakkad meliputi:

  • 2 rakaat sebelum shubuh
  • 2 rakaat sebelum zuhur
  • 2 rakaat setelah zuhur
  • 2 rakaat setelah maghrib
  • 2 rakaat setelah isya

Shalat Sunnah Rawatib Ghairu Muakkad

Rawatib ghairu muakkad adalah shalat sunnah rawatib yang tingkat kesunnahannya sedikit di bawah muakkad. Meskipun demikian, keutamaan shalat sunnah rawatib jenis ini tetap besar bagi yang mengamalkannya. Contoh rawatib ghairu muakkad antara lain:

  • 2 rakaat sebelum ashar
  • 2 rakaat sebelum maghrib
  • 2 rakaat sebelum isya

Panduan Praktis Melaksanakan Shalat Sunnah Rawatib dengan Benar

Setelah memahami keutamaan shalat sunnah rawatib, langkah berikutnya adalah mempelajari tata cara pelaksanaannya yang benar sesuai sunnah.

Waktu Pelaksanaan yang Tepat

Keutamaan shalat sunnah rawatib hanya bisa diraih jika dilaksanakan pada waktu yang tepat. Untuk rawatib qabliyah (sebelum shalat wajib), waktunya dimulai sejak masuk waktu shalat hingga iqamah dikumandangkan. Sedangkan rawatib ba’diyah (setelah shalat wajib) dilaksanakan setelah menyelesaikan shalat fardhu. Khusus untuk shalat sunnah isya dan shalat sunnah ashar, perlu diperhatikan waktu-waktu khusus yang disunnahkan.

Tata Cara Niat dan Pelaksanaan

Shalat rawatib dilaksanakan seperti shalat biasa dengan niat khusus. Misalnya untuk rawatib qabliyah subuh: “Aku niat shalat sunnah rawatib qabliyah subuh dua rakaat karena Allah Ta’ala.” Tidak ada bacaan khusus yang membedakan rawatib dengan shalat sunnah lainnya, namun konsentrasi dan kekhusyukan sangat menentukan kualitas penerimaan ibadah ini.

Jumlah Rakaat Masing-masing Rawatib

Umumnya shalat rawatib dilaksanakan dua rakaat dengan satu salam, kecuali rawatib qabliyah zuhur yang bisa dilaksanakan empat rakaat. Keutamaan shalat sunnah rawatib akan semakin sempurna jika dilaksanakan dengan memperhatikan jumlah rakaat yang disunnahkan.

Kisah Inspiratif Para Sahabat Nabi dalam Menjaga Shalat Sunnah Rawatib

Sejarah Islam mencatat banyak teladan dari generasi terbaik dalam menjaga keutamaan shalat sunnah rawatib. Kisah-kisah ini menjadi bukti nyata betapa istimewanya ibadah ini dalam kehidupan spiritual seorang muslim.

Konsistensi Rasulullah SAW

Rasulullah SAW adalah teladan utama dalam menjaga shalat rawatib. Aisyah RA meriwayatkan: “Nabi SAW tidak pernah meninggalkan empat rakaat sebelum zuhur dan dua rakaat sebelum subuh.” (HR. Bukhari). Konsistensi ini menunjukkan betapa besar keutamaan shalat sunnah rawatib dalam pandangan Beliau.

Keteladanan Abu Bakar Ash-Shiddiq RA

Sebagai khalifah pertama dan sahabat terdekat Nabi, Abu Bakar RA dikenal dengan ketekunannya dalam ibadah. Beliau selalu menyempatkan diri melaksanakan rawatib meskipun dalam kesibukan memimpin negara. Ini membuktikan bahwa keutamaan shalat sunnah rawatib tidak boleh diabaikan dengan alasan apapun.

Semangat Umar bin Khattab RA

Umar RA yang dikenal tegas dalam kepemimpinannya ternyata sangat lembut dalam ibadah. Beliau sering mengingatkan kaum muslimin untuk tidak meremehkan shalat sunnah, termasuk rawatib. Bagi Umar, keutamaan shalat sunnah rawatib adalah investasi akhirat yang tidak ternilai harganya.

Demikianlah uraian lengkap tentang keutamaan shalat sunnah rawatib yang semoga dapat memotivasi kita untuk lebih konsisten dalam mengamalkannya. Mari jadikan ibadah ini sebagai bagian tidak terpisahkan dari keseharian kita, agar semakin dekat dengan ridha Allah SWT.

Pertanyaan Yang Sering Muncul

Apa itu shalat sunnah rawatib?

Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang mengiringi shalat fardhu, baik sebelum (qabliyah) maupun setelah (ba'diyah) shalat wajib.

Berapa jumlah rakaat shalat sunnah rawatib?

Total shalat sunnah rawatib ada 12 rakaat: 4 sebelum zuhur, 2 setelah zuhur, 2 setelah maghrib, 2 setelah isya, dan 2 sebelum subuh.

Apa keutamaan utama shalat sunnah rawatib?

Keutamaannya antara lain: menyempurnakan kekurangan shalat fardhu, meninggikan derajat di sisi Allah, dan menjadi sebab masuk surga.

Apakah shalat sunnah rawatib wajib dilaksanakan?

Tidak wajib, namun sangat dianjurkan (sunnah muakkadah) dan memiliki pahala besar bagi yang mengamalkannya secara konsisten.

Kapan waktu terbaik melaksanakan shalat rawatib?

Waktunya mengikuti waktu shalat fardhu yang diiringi, baik sebelum (untuk qabliyah) maupun setelah (untuk ba'diyah) shalat wajib.

Apa bedanya rawatib muakkadah dan ghairu muakkadah?

Rawatib muakkadah adalah yang sangat dianjurkan (12 rakaat), sedangkan ghairu muakkadah adalah sunnah tambahan yang pahalanya lebih ringan.

Laporkan Informasi yang Salah
Did you find this article helpful?
Yes
No
Dr. Siti Aisyah Binti Abdullah, a scholar in Islamic theology and Aqidah.
Staf Redaksi

Dr. Siti Aisyah Binti Abdullah

42 Artikel

Dr. Siti Aisyah Binti Abdullah is a prominent scholar specializing in Islamic Aqidah, with a focus on the philosophical aspects of Tauhid and the various schools of thought in Islamic theology. She has published extensively on the subjects of Asy'ariyah, Maturidiyah, and Salafiyah, and she conducts workshops and seminars to educate the Muslim community about the importance of maintaining pure Aqidah free from deviations.